Kelas Tata Krama dan Peraturan Suci Buddha

Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

Pelajaran 01

Kelas Pelatihan ini bernama:

"Kelas Tata Krama dan Peraturan Suci Buddha"


atau dalam bahasa mandarinnya:

佛規禮節班 Fúo guī lǐ jié bān

佛: Fuo = Buddha (dalam hal ini dibuat oleh Buddha JiGong)

規: Gui = Peraturan, Kebiasaan, norma, standar

禮: Li = Tata Krama, sopan santun

節: Jie = Perhubungan, luhur, batasan

班: Ban = Kelas


Mengapa Perlu Peraturan Suci?

  • Satu Negara ada hukumnya, 
  • Satu Keluarga ada normanya, 
  • Demikian pula Vihara ada Peraturan Suci dan Tata Susilanya.

Asal Mula Peraturan Suci

Dikala Guru Agung (Thien Ran Ku Fuo) melaksanakan misi penyelamatan di berbagai tempat, mendapati banyak peraturan suci dan tata Susila yang berbeda, Guru khawatir penerusan dan perkembangan TAO dikemudian hari timbul polemik maka berdasarkan titah khusus dari Tuhan YME, dibuatlah: Peraturan Suci.

Guru Agung sungguh arif mempertimbangkan TAO akan berkembang luas ke seluruh dunia di akhir zaman, maka pada bulan Januari 1939 dibuatlah:
Peraturan Suci Penetapan Temporer (Sementara)


Mengenal Perlengkapan Vihara


✅ Lukisan Buddha dan Kaligrafi (Fuo Siang) / 佛相)

Awalnya (sebelum tahun 1959) di daratan Tiongkok menggunakan 20 huruf sebutan lengkap Tuhan YME. 

明明上帝 無量清虛 至尊至聖 三界十方 萬靈真宰
Míng Míng Shàng Dì Wú Liàng Qīng Xū Zhì Zūn Zhì Shèng Sān Jiè Shí Fāng Wàn Líng Zhēn Zǎi

(Sang Maha Kuasa Yang Tiada Batas, Murni dan Tak Berwujud, Tertinggi dan Suci, Penguasa Sejati dari Semua Roh di Sepuluh Penjuru dari Tiga Alam)

Sekarang ini umumnya menggunakan lukisan Buddha:
  • Buddha Maitreya (Pemimpin KeTuhanan)
  • Dewi Kwan Im (Pelindung KeTuhanan)
  • Nabi Confucius (Pendidik KeTuhanan)
Sedangkan Kaligrafi berupa Sajak Nasehat Membina.


✅ Rupang / Arca Buddha (Fuo Cun/佛尊) (Fuo Xiang/佛像)

Umumnya mengundang / memasang 1, 3 atau 5 Rupang:
  • Tengah: B.Maitreya, Kanan: B.Kwan Im, Kiri: B.Ci Kung.
  • Tengah: B.Maitreya, Kanan: Guru Agung, Kiri: Ibu Guru.
  • 5 Rupang: tambah kanan: B.Kwan Kong, kiri: Dewa Li.


✅ Pendupaan 8 Diagram (Pa Kua Lu)

Tanda Langit 三 hadap kedalam / ke Altar,
Tanda Bumi 三三 hadap ke umat yang sembahyang,
agar selalu selalu ingat untuk kembali ke Nirwana, kembali ke sisi Tuhan YME suatu hari nanti.

Meratakan Pendupaan, disebut: Phin Lu.
Memanaskan Pendupaan, disebut: Fa Lu.


✅ Persembahan Buah 5 Piring

Buah persembahan 1 baris 5 piring menandakan:
  • 5 Elemen: Logam, Kayu, Air, Api, Tanah
  • 5 Sifat Mulia:
    Ren : Kewelasasihan,
    Yi  : Kebenaran / Keadilan
    Li  : Tata Susila
    Zhi : Kearifan / Kebijaksanaan
    Xin : Kepercayaan.

Jumlah ganjil lambang unsur "Yang" (hawa positif), artinya yaitu: kita harus membina "Hawa Positif Murni".

Persembahan diadakan selain untuk menghormati, memperingati, mempelajari semangat para Buddha, juga mengingatkan kita agar selalu menjaga kestabilan 5 elemen jasmani dan membina 5 sifat mulia rohani kita. Demikian maka senantiasa sehat jasmani - rohani. 


✅ Bunga dan Bambu Hijau (Wan Nien Ching)

Bunga menandakan pembinaan yang suci dan anggun, jiwa yang luhur dan penuh welas asih, maka orang yang membina: Jiwa dan Raga memancarkan Aroma harum!

Bambu hijau beruas-ruas melambangkan kedisiplinan, ketaatan, Arif bijaksana dan Pengendalian Diri. Seorang pembina harus menjaga batas-batas susila, berprinsip, bisa mengendalikan diri, tahan terhadap godaan dan nafsu keinginan, bertekad untuk mengikis kebiasaan-kebiasaan tidak baik.


✅ Alas Sembahyang (Pai Tien)

Setiap Pai Tien menandakan satu singgasana Teratai. Ketika kita bersujud di atasnya, apakah bisa:
  • Merendahkan hati
  • Melepas kemelekatan
  • Menenangkan hati sejati?
Teratai yang kita sujud, sebesar apa tumbuhnya, seindah apa mekarnya, semua tergantung dari mutu pembinaan, tingkat penghayaan, kondisi batin masing-masing.


✅ Pelita Buddha (Fuo Teng / 佛燈)

1. Pengenalan

Pelita Tengah / Pelita Ibunda Suci (Mu Teng)
  • Mewakili Alam Abadi (Wu Ci)
  • Persembahan Teh di kedua sisi Pelita Tengah: Atas Jernih, Bawah Keruh (Shang Ching Sia Cuo), menandakan Langit dan Bumi.

Pelita Kanan Kiri (Liang Yi Teng)
  • Merupakan simbol Alam Hawa (Thai Ci)
  • Mengandung unsur Ying dan Yang
  • Menandakan Matahari dan Bulan
  • Mewakili Firman Bapak Guru Agung dan Ibu Guru Suci.

Ketika Pelita dinyalakan = Api Penerang Hati Sejati.
Begitu Pelita nyala = Buddha tiba!

2. Persiapan
  • Sebelum lampu pelita dinyalakan, minimal 15 menit sebelumnya kita sudah harus memeriksa kecukupan minyak pada lampu pelita. Jika sudah mulai berkurang, segera ditambahkan.

  • Periksa sumbu dari lampu pelita tersebut. Atur supaya api dari lampu pelita dapat menyala dengan sempurna. Apabila sumbu pelita sudah pendek, maka harus diganti.

  • Bersihkan dengan tissue atau kain khusus jika kita melihat adanya noda minyak yang menetes atau menempel pada lampu pelita.

  • Periksa kembali apakah dupa yang dipakai untuk menyalakan lampu pelita masih layak dipakai atau tidak. 

3. Tata Cara Menyambut Kehadiran Buddha

Berikut adalah tata cara Menyambut Kehadiran Buddha (恭 迎 佛 駕). Dahulu disebut sebagai Menyalakan Pelita Buddha. Silahkan ditonton video tata cara menyambut kehadiran Buddha dibawah ini:




  • Petugas lampu pelita maju ke depan meja Altar dan berdiri tepat di samping lampu pelita sebelah kanan dari umat. Berdiri dengan tegak menghadap ke umat lalu memberikan komando (dengan suara lantang) kepada seluruh umat untuk segera berdiri dan berbaris dengan tertib dan rapi.

  • Komando yang diberikan adalah: 
    恭 迎 佛 駕 
    gōng yíng fó  jià
    Kong Ing Fuo Ciak
  • Setelah umat telah berdiri dengan rapi dan tertib, petugas lalu memberikan hormat (作揖 Zuò yī .. 鞠躬 jū gōng) mengarah ke lampu pelita di bagian tengah. 

  • Petugas mengambil dupa khusus untuk pelita lalu menyalakannya. 

  • Ketika akan menyalakan masing-masing lampu pelita, petugas haruslah berdiri dengan baik terlebih dahulu. 

  • Dengan menggunakan tangan kiri, petugas lalu menyalakan lampu pelita dengan menggunakan dupa tersebut. Tidak perlu ci mei chi ataupun ci kong saat akan menyalakan setiap sumbu pelita.

  • Lampu pelita bagian tengah (1) dinyalakan terlebih dahulu, kemudian lampu pelita di sebelah kanan umat (2) dan terakhir lampu pelita di sebelah kiri (3) dari umat yang berdiri menghadap ke meja Altar. 

  • Saat melewati depan meja altar, badan dibungkukkan sebagai tanda hormat.

  • Setelah menyalakan ketiga lampu pelita, petugas kembali memberikan hormat (作揖 Zuò yī .. 鞠躬 jū gōng) sambil memberikan aba-aba:  
    一 鞠 躬 
    yì jū gōng
    Ik Ci Kong
  • dan seluruh umat memberikan hormat dengan cara membungkukkan badan sekali ke arah lampu pelita. 

Catatan:

Untuk Vihara besar yang memiliki 3 Altar, maka setelah menyalakan lampu pelita dari Altar yang di tengah (Altar Buddha Maitreya), selanjutnya adalah menyalakan lampu pelita dari Altar Buddha Ci Kung dan kemudian dilanjutkan dengan Altar dari Bodhisattva Yue Hui. Untuk masing-masing Altar Buddha Ci Kung dan Altar Bodhisattva Yue Hui, nyalakan lampu pelita yang sebelah kanan terlebih dahulu lalu kemudian lampu pelita yang sebelah kiri.  

Berikut adalah video tata cara menyambut kedatangan Buddha (menyalakan pelita Buddha) di Vihara besar yang memiliki 3 Altar:




4. Tata Cara Mengantar Kepergian Buddha

Berikut adalah tata cara mengantar kepergian Buddha (恭 送 佛 駕). Dahulu disebut sebagai Memadamkan Pelita Buddha. Silahkan ditonton video tata cara mengantar kepergian Buddha:




  • Petugas lampu pelita maju ke depan meja Altar dan berdiri tepat di samping lampu pelita sebelah kanan dari umat. Berdiri dengan tegak menghadap ke umat lalu memberikan komando (dengan suara lantang) kepada seluruh umat untuk segera berdiri dan berbaris dengan tertib dan rapi. 

  • Komando yang diberikan adalah: 
    恭 送 佛 駕 
    gōng sòng fó jià
    Kong Song Fuo Ciak

  • Setelah umat telah berdiri dengan rapi dan tertib, petugas lalu memberikan hormat (作揖 Zuò yī .. 鞠躬 jū gōng) mengarah ke lampu pelita di bagian tengah. 

  • Petugas mengambil alat untuk memadamkan lampu pelita. 

  • Ketika akan memadamkan masing-masing lampu pelita, petugas haruslah berdiri dengan baik terlebih dahulu. 

  • Dengan menggunakan tangan kiri, petugas memadamkan lampu pelita bagian kiri (3) terlebih dahulu, kemudian di bagian kanan (2) dan yang terakhir lampu pelita di bagian tengah (1).

  • Setelah memadamkan ketiga lampu pelita, petugas lalu memberi hormat ( 作揖 Zuò yī .. 鞠躬 jū gōng) sambil memberikan aba-aba:
一鞠躬 (Yì jū gōng) 
  • dan seluruh umat memberikan hormat dengan cara membungkukkan badan sekali ke arah lampu pelita 


Catatan: 

  • Untuk Vihara besar yang memiliki 3 Altar, maka cara memadamkan lampu pelita dimulai dari Altar Bodhisattva Yue Hui, kemudian memadamkan lampu pelita di Altar Buddha Ci Kung, dan terakhir lampu pelita di Altar Buddha Maitreya. 

  • Untuk masing-masing Altar Bodhisattva Yue Hui dan Altar Buddha Ci Kung, padamkan terlebih dahulu lampu pelita sebelah kiri kemudian lampu pelita sebelah kanan.

  • Untuk Altar Buddha Maitreya, padamkan dari lampu pelita sebelah kiri terlebih dahulu, kemudian lampu pelita sebelah kanan dan terakhir lampu pelita bagian tengah (Mu Teng).  

Hal-hal yang perlu diperhatikan: 

  • Jika ada umat yang ingin mengulang 3 Mustika, maka wajib menyalakan ketiga Lampu Pelita Suci terlebih dahulu. Setelah diajarkan barulah Lampu Pelita Suci dipadamkan kembali. 

  • Pada saat menyalakan ataupun memadamkan lampu pelita, tidak perlu menundukkan kepala 鞠躬 (jū gōng) ataupun memberi hormat dengan cara mengangkat dupa sebatas alis (舉眉齊 jǔ méi qí). 

  • Pada saat berjalan melewati depan meja Altar, petugas lampu pelita harus menundukkan badannya (±45º) sebagai tanda hormat terhadap Tuhan YME dan para Buddha. 

  • Lampu pelita dipadamkan setelah semua penghormatan selesai dilakukan: 
    (1) Xiè ēn (ungkapan syukur dan terima kasih)
    (2) Cí jià (baca: che cia) atau salam pamitan
    (3) Sòng Lǎo Mǔ jià, jika ada upacara Ching Than (Mengundang Altar).

  • Penghormatan “Terima kasih / syukur (Xie En)” dilakukan dengan cara membungkukkan badan (ci’ kong) sebanyak 3 kali setelah mendengar aba aba: Da Zhong Xiang Lǎo Mǔ Xie En, Sān jū gōng! 

  • Jika ada upacara pengundangan Altar (Ching Than), maka sebelum lampu pelita dipadamkan terlebih dahulu dilakukan puja bakti “Song Lao Mu Cia” 
 
作揖, 跪 … 送老 駕  
zuò yi,   guì … sòng lǎo mǔ jià 
CuoYi, Kuei ... Shong Lao Mu Cia

明明上帝      十叩首 
míng míng shàng dì -  shí kòu shǒu
Ming Ming Shang Ti  - She Khou Shou

諸天神聖       五叩首
zhū tiān shén shèng - wǔ kòu shǒu
Cu Thien Shen Sheng - Wu Khou Shou


起.. 作揖,  送駕 禮畢 放手 鞠躬 退.. 
qǐ… zuò yi,  sòng jià lǐ bì fàng shǒu jū gōng tuì.. 
Chi.. Cuo Yi, Shong Cia Li Bik Fang Shou Jii Kong Thuei..


Menu