Kebaktian yang dilakukan sehari-hari:
- Kebaktian Pagi
- Kebaktian Siang
- Kebaktian Sore / Malam
Jadwal Kebaktian setiap hari:
- Pagi, pkl 05.00 - 07.00
- Siang, pkl 11.00 - 13.00
- Sore, pkl 17.00 - 19.00
Saat akan melakukan kebaktian harian, tentu akan ada banyak peraturan suci / tata krama suci / etika vihara yang harus ditaati dan dijalankan. Mulai dari saat kita memasuki pintu vihara hingga saat pulang ke rumah. Kesemua hal ini haruslah kita pelajari:
- Etika berpakaian dan bersikap saat di Vihara
- Tata cara membersihkan tangan (打毛巾 Ta mao cin)
- Tata cara memberi salam kepada umat
- Tata cara salam kedatangan / pamitan (Chan / Che cia)
- Tata cara mempersiapkan kebaktian
- Tata cara menyalakan / memadamkan lampu pelita suci
- Tata cara menurunkan / menaikkan cangkir persembahan
- Tata cara memasang dupa
- Tata cara kebaktian (Shang Xia ce li)
1. Etika Berpakaian dan Bersikap
1. Pakaian Sopan (Bab 30, Hal 57)
Didalam lingkungan Vihara, tidak diperbolehkan mengenakan pakaian sbb:
- Pakaian yang berbentuk aneh atau bercorak aneh
- Pakaian tanpa lengan
- Pakaian dalam / tembus pandang
- Celana pendek / celana olahraga / rok mini
- Jeans trendi (berlubang / tempel-tempel
Etika Bersikap:
- Etika menyapa dan berbicara dengan umat
- Etika Berjalan
- Etika Berdiri (saat kebaktian, meniggalkan kelas, dll)
- Tata Cara Duduk di Vihara
- Pada saat umat sudah ± 1 meter di depan, petugas dengan sopan menyodorkan handuk kepadanya dengan cara memegang kedua ujung handuk sambil membungkukkan badan lalu menyapa dengan ramah:
(marga) 講師/壇主/兄/姐… 請淨手!
(marga) Jiǎng Shī / Tán Zhǔ / Xiōng / Jiě... Qǐng jìng shǒu!
3. Tata Cara Memberi Salam
Klik disini 👉 Materi Tata Cara Memberi Salam
Sudah dijelaskan pada Pelajaran ke-4 (silakan diklik materi pelajaran ke-4)
4. Tata Cara Salam Kedatangan / Pamitan
Klik disini 👉 Materi Protokol Salam Kedatangan / Pamitan
Sudah dijelaskan pada Pelajaran ke-3 (silakan diklik materi pelajaran ke-3)
5. Tata Cara Mempersiapkan Kebaktian dan urutannya:
- Menurunkan cangkir persembahan teh kemarin.
- Cuci cangkir, dilap kering.
Ember dan kain lap khusus (tidak campur kain lap lain) - Seduh teh, isi 7 bagian (air panas)
Untuk Tuhan YME, Atas 上 Jernih (air), Bawah 下 Keruh (teh).
Dapat ditaruh / disusun dulu sesuai urutan di nampan. - Lap / Bersihkan Meja Altar.
- Isi minyak, atur sumbu.
- Bersihkan dan ratakan Pendupaan (Hio Lo)
Abu pendupaan sedikitnya 7 bagian dari Hio Lo. - Siapkan Dupa (Hio)
Vihara umum: 15 batang
Cetya Keluarga: 9 batang
Taruh di atas pinggir kanan Hio Lo.
Saat mulai kebaktian, nyalakan untuk Pemimpin Kebaktian. - Siapkan handuk / Tisu basah / Sanitizer untuk Pandita.
- Susun Alas Sembahyang (Pai Tien)
- Menyambut kehadiran Buddha (menyalakan Pelita Suci).
Berurutan dari Pelita Tengah --> Kanan --> Kiri - Persembahan Teh.
- Kebaktian (sesuai tata cara kebaktian)
- Salam Pamitan (che cia)
- Mengantar kepergian Buddha (memadamkan Pelita Suci)
Berurutan balik dari Pelita Kiri --> Kanan --> Tengah
Tata Cara Menyambut Kehadiran Buddha
- Aba-aba yang diberikan:
Menyalakan:
恭迎佛駕 - gōng yíng fó jià - Kong Ying Fuo Cia
Memadamkan:
恭送佛駕 - gōng sòng fó jià - Kong Shong Fuo Cia - Cara memegang dupa.
Siku tangan berkisar 90 derajat. Saat memegang dupa, tangan tidak boleh terlalu turun ke bawah.
Tata Cara Menaikkan Teh Persembahan
Tata Cara Memasang Dupa
Tata Cara Kebaktian (Pagi / Siang / Sore)
Tata Tertib Sembahyang
1. Prinsip / ketentuan pokok :
- Setiap menjalankan kebaktian, berpakaian rapi, tangan dan wajah bersih
- Laksanakan kebaktian dengan hikmad, hati tulus dan tenang
- Umat pria dulu, baru wanita (kecuali hanya ada pandita wanita)
2. Ambil posisi / tempat sembahyang
- Ambil posisi masing-masing, gerak cepat & teratur
- Segera isi tempat kosong dibagian depan agar tidak menghalangi yang dibelakang
- Depan bagi yang lebih senior, kanan lebih besar (dari arah menghadap altar) kemudian dibagian kiri.
- Masing – masing mengambil tempat / posisi sesuai jabatan suci dan usia
- Yang lebih dulu Chiu Tao / senior di depan, yang muda / junior di belakang
- Tidak perlu berebut atau mengelak hingga menunda kelancaran kebaktian
- Jangan terlalu sungkan hingga saling dorong atau tarik menarik hingga berisik
- Bagi yang menunggu giliran sembahyang, berdiri tertib & berbaris rapi di dua sisi atau bagian belakang ruangan, menghadap ke Altar Buddha, tegap dan tidak bersuara
- CUO IK (menjura/hormat) : memeluk Tanda Suci di dada, turunkan ke lutut, angkat kembali sampai depan mata
- KUI (berlutut) : kaki kiri maju, kaki kanan berlutut, kaki kiri ditarik (yang wanita saat berlutut tangan kanan menyentuh ujung Pai Tien) kedua kaki merapat berlutut sempurna
- KHOU SOU (bersujud): dahi dan tangan berjarak kurang lebih 10 cm, saat bersujud sedikit perlahan menekan tangan ke Pai Tien sambil memanggutkan kepala
Silakan klik disini 👉 Protokoler Kebaktian
🍎 Jika Pandita berada di Vihara, maka setelah melakukan kebaktian, tambahkan chan cia untuk Pandita:
Chi, cuo yi..
(Tien Chuan She yi sia) cai kuei..
Siang Tien Chuan She chan cia yi khou shou
Chi, cuo yi,, (sien siang) khou shou chan cia li pik fang shou ci kung, thuei..
Kemudian menghadap ke Pandita dan ucapkan:
Houxue siang Tien Chuan She, chan kuo ciak!
Setelah melakukan kebaktian, para umat bisa melanjutkan dengan membaca Paritta Suci secara bersama-sama. Sebelum meninggalkan Vihara, jangan lupa untuk melakukan salam pamitan kepada Para Buddha (che cia) dengan cara bersujud. Dan kemudian dilanjutkan dengan mengantar kepergian Buddha dengan cara memadamkan ketiga lampu pelita suci.